Couples, bagi banyak pasangan, memiliki pernikahan yang langgeng adalah tujuan utama dari perjalanan mereka. Namun, membangun rumah tangga yang harmonis bukanlah perkara mudah. Adakalanya, dalam hubungan pernikahan menemui berbagai ujian, tantangan, dan rintangan yang menerpa hubungan. Hal ini terkadang, justru menimbulkan kekhawatiran dan kesedihan bagi pasangan. Maka, diperlukan fondasi yang kuat untuk setiap pasangan menghadapi ujian di masa mendatang dan meningkatkan peluang untuk memiliki pernikahan langgeng pun bahagia.
Banyak pasangan yang meyakini bahwa cinta adalah satu-satunya fondasi dari setiap pernikahan yang bahagia. Namun, cinta saja tidak cukup untuk menjaga keharmonisan rumah tangga. Dibutuhkan beberapa komponen inti yang mendalam, antara kedua pasangan untuk membangun pernikahan yang langgeng dan mampu melewati badai dalam hubungan mereka.
Apa itu fondasi dalam pernikahan?
Fondasi dalam hubungan didefinisikan sebagai aspek-aspek yang mendasari hubungan tersebut. Fondasi pernikahan yang baik dibangun atas dasar rasa saling menghormati, komunikasi yang efektif, kepercayaan, nilai-nilai bersama, dan komitmen terhadap pertumbuhan dan kompromi terhadap pasangan. Hal ini juga melibatkan perkembangan hubungan emosional yang mendalam, mendukung tujuan dan impian satu sama lain, dan melakukan dialog yang terbuka dan jujur untuk menghadapi tantangan secara bersama-sama dengan cinta dan pengertian.
Baca juga: Rahasia Pasangan Bahagia: Bagaimana Tetap Jatuh Cinta dalam Pernikahan
Berikut beberapa fondasi utama untuk membangun pernikahan yang kokoh:
- Commitment
Komitmen berarti menempatkan kebutuhan pasangan di atas kebutuhan kita sendiri. Terdapat penelitian yang menunjukkan bahwa indikator terbaik dari pernikahan yang sejahtera adalah seberapa baik setiap pasangan merasa kebutuhannya terpenuhi. Contohnya, ketika suami yang hanya berfokus pada kebutuhan dirinya sendiri dan melupakan kebutuhan sang istri. Suami akan cenderung merasa jengkel dan kecewa ketika kebutuhannya tidak terpenuhi. Di sisi lain, suami akan merasa puas ketika ia berfokus pada kebutuhan sang istri dan bagaimana ia dapat memenuhi kebutuhan tersebut secara kreatif.
Komitmen juga berarti menunjukkan keinginan untuk melanjutkan pernikahan, memiliki stabilitas pernikahan, mengekspresikan cinta, dan menyelesaikan masalah dengan cara yang lebih tepat. Komitmen berarti bahwa setiap anggota keluarga saling setia satu sama lain ketika sedih dan bahagia, juga pada saat yang menyenangkan dan tidak menyenangkan dalam hidup (Gao, 2001).
Menurut Temple (2023), terdapat tiga jenis komitmen yang dapat memberikan keseimbangan dan pengabdian dalam hubungan:
- Komitmen Pribadi dimulai dengan kalimat, “Saya ingin”. Jika couples memiliki komitmen pribadi, pikiran yang muncul terkait pernikahan adalah “Saya ingin bertahan dalam pernikahan saya.” Couples akan merasakan kesenangan atau kegembiraan dari hal-hal yang menjadi komitmen pribadi.
- Komitmen Moral juga dikenal sebagai, “Saya Harus”. Komitmen moral berarti berkomitmen karena kepercayaan bahwa hal tersebut adalah hal yang benar untuk dilakukan. Hal ini dapat mencakup bertahan dalam sebuah pernikahan karena seperangkat nilai atau keyakinan tertentu. Contohnya, “Saya membuat komitmen di hadapan Tuhan dan saya harus menepati komitmen saya”.
- Komitmen Struktural dimulai dengan kalimat, “Saya Harus”. Komitmen struktural berarti couples akan merasa bahwa alasan untuk harus tetap bertahan dalam pernikahan adalah demi anak-anak, biaya perceraian yang mahal, atau tetap bersama karena anda mungkin khawatir dengan apa yang orang lain pikirkan tentang diri.
Komitmen adalah faktor utama untuk kehidupan pernikahan dan memainkan peran penting dalam menjaga kelangsungan dan kesejahteraan pernikahan. Ketiadaan komitmen akan dapat merusak janji pernikahan dan menggoyahkan fondasi keluarga, yang dapat berujung pada perceraian (Hosseini et al., 2015).
“If you truly love someone, you will work hard for the relationship. That is what commitment means in marriage.”
2. Communication
Jenis komunikasi ini bukan hanya tentang bertukar informasi, tetapi mengenai komunikasi yang mendalam untuk saling berbagi perasaan, rasa sakit, dan sukacita. Namun, membangun komunikasi tentu bukan hal yang mudah, salah satu faktornya karena pria dan wanita memiliki perbedaan dalam kemampuan linguistik, terutama dalam menyampaikan perasaan yang dirasakan. Couples perlu memahami bahwa meskipun sulit, komunikasi adalah keterampilan yang dapat dipelajari dan dikembangkan oleh setiap individu. Pergi bersama pasangan sekadar untuk jalan santai atau keluar untuk makan malam, dapat menjadi cara untuk memancing terjadinya percakapan bersama pasangan, hal ini dapat menjaga hubungan dan cinta tetap hidup. Couples dapat menyediakan waktu untuk membangun percakapan yang bermakna dengan pasangan anda.
Komunikasi yang baik dicerminkan dengan pasangan yang lebih siap untuk mengekspresikan pikiran, perasaan, dan kebutuhan mereka secara efektif. Komunikasi ini mengarah pada pemahaman dan empati yang lebih besar dalam hubungan, sehingga setiap pasangan nantinya akan belajar bagaimana mendengarkan secara aktif, memvalidasi perspektif satu sama lain, dan berkomunikasi secara konstruktif, bahkan selama masa-masa konflik. Komunikasi yang lebih baik, tidak hanya memfasilitasi penyelesaian konflik yang ada, tetapi juga menumbuhkan rasa keterhubungan dan keintiman yang lebih dalam. Pembekalan keterampilan berkomunikasi secara terbuka dan jujur, memainkan peranan penting dalam memperkuat fondasi hubungan pernikahan dan meningkatkan kepuasan pernikahan jangka panjang.
3. Patience
Di dunia yang didominasi oleh kehidupan yang serba cepat, kesabaran adalah sebuah kebajikan yang sering diabaikan, terutama dalam dinamika hubungan yang kompleks. Dalam masyarakat modern, kualitas yang penting dan sakral ini tidak hanya langka tetapi juga sering diremehkan, dibayangi oleh kesibukan dan kesegeraan yang menjadi tuntutan kehidupan modern.
Pernikahan, terutamanya membutuhkan waktu dan perhatian untuk menjadi benar-benar indah. Itu berarti kita semua belajar yang namanya kesabaran. Kesabaran berarti tetap bersikap terbuka dan hadir (bertahan) dalam suatu hubungan, bahkan ketika keadaan tidak sesuai dengan harapan kita. Hal ini mencakup sikap menerima ketidakpastian dan cukup perhatian untuk memahami emosi kita, sehingga kita dapat merespons dengan bijaksana daripada bereaksi secara impulsif. Kesabaran memungkinkan kita untuk memberikan pasangan kita ruang yang mereka butuhkan untuk tumbuh, sambil juga memberikan kita kesempatan untuk mengelola konflik secara lapang dada.
Di luar kebiasaan sehari-hari dan kekurangan pasangan yang harus kita terima, kesabaran dibutuhkan untuk jangka panjang pernikahan. Mungkin perlu waktu bertahun-tahun bagi couples untuk dapat mengembangkan jenis hubungan yang memuaskan kedua belah pihak. Dimana banyak orang yang tidak memiliki kesabaran untuk menunggu hal-hal tersebut terjadi dan berkembang dalam pernikahan mereka. Tapi, jika kita bersedia untuk sabar dan bertahan, pernikahan bersama pasangan dapat menjadi perjalanan yang menakjubkan akhirnya.
“True love stands by each other’s side on good days and stands closer on bad days”
4. Honor and Respect
Setiap orang tentu mengalami perubahan seiring berjalannya waktu. Memahami, menghargai, dan beradaptasi dengan perubahan pasangan dan dinamika rumah tangga, menjadi hal yang sangat penting bagi setiap hubungan. Menghargai seseorang berarti menghormati dan mengapresiasi orang tersebut. Memberi kehormatan berarti menerima dan menghargai seseorang apa adanya tanpa harus setuju dengan mereka dalam semua hal.
Menunjukkan rasa hormat tidak didasarkan pada perasaan, namun melalui sebuah tindakan. Ini adalah sikap penuh kasih untuk bertanya kepada pasangan terkait apa yang dirasa membuat mereka merasa dihormati atau tidak dihormati. Ketika kita saling menghargai satu sama lain, kita menjunjung tinggi batasan-batasan yang sehat dengan menunjukkan rasa saling menghargai.
Couples dapat memulai dengan membuat sebuah daftar yang berisi hal-hal tentang mereka yang membuat diri kita tersenyum. Daftar ini bisa berisi hal-hal luar biasa yang mereka katakan atau lakukan, momen-momen lucu bersama, dan hal-hal yang membuat mereka berbeda dari yang lainnya yang kita sangat hargai. Daftar ini mengingatkan akan alasan mengapa kita mencintai pasangan kita dan akan sangat membantu untuk melihatnya kembali saat kita sedang merasa kesal dengan pasangan kita. Latihan ini akan membantu kita mengingat mengapa kita jatuh cinta pada mereka sejak awal. Hal ini juga membantu untuk menyuarakan seberapa besar kita menghargai dan menerima segala keunikan pasangan kita.
Fondasi penting lainnya terkait dengan kepuasan pernikahan jangka panjang meliputi menemukan titik tengah, penerimaan, dan penghormatan terhadap kepribadian satu sama lain, serta mendukung pertumbuhan individu satu sama lain, dan menanamkan rasa puas terhadap kemampuan pasangan kita.
Jangan pernah berhenti untuk memperkuat fondasi pernikahan karena membangun fondasi pernikahan seperti halnya menanam pohon. Dibutuhkan banyak waktu, kesabaran, dan perawatan yang tepat untuk pohon dapat tumbuh subur dan menghasilkan buah yang manis, sama seperti pernikahan yang dijalani. Mari kita bersama dengan pasangan kita, terus membangun fondasi pernikahan yang kokoh yang mampu menghadapi segala badai kehidupan.
“No relationship is all sunshine. But two people, who can share one umbrella and survive the storm together.”
Focus on the Family Indonesia mendukung para couples melalui layanan konseling pasangan dan program khusus bagi anda dan pasangan yaitu Journey to Us. Couples dapat menjangkau kami melalui direct message Instagram ke @focusonthefamilyindonesia atau WhatsApp pada nomor +6282110104006.
Referensi:
Gao, G. (2001). Intimacy, passion, and commitment in Chinese and US American romantic relationships. International Journal of Intercultural Relations, 25(3), 329–342. https://doi.org/10.1016/s0147-1767(01)00007-4
Hosseini, A., Zahrakar, K., Davarnia, R., Shakarami, M., & Mohammadi, B. (2015). The Relationship between Marital Commitment with Personality Traits. Journal of Sabzevar University of Medical Sciences, 22(5), 788–796. http://jsums.medsab.ac.ir/article_757.html?lang=en
Singapore, F. (2024, November 1). Foundations of a Lifelong Marriage – Focus on the family Singapore. Focus on the Family Singapore – Helping Families Thrive. https://family.org.sg/articles/foundations-of-a-lifelong-marriage/
Temple, M. (2023, December 13). Make your marriage a stronghold. Focus on the Family. https://www.focusonthefamily.com/marriage/strengthening-marital-commitment/