Family Indonesia

Bagaimana Sosok Ayah di Hidup Anaknya?

Bagaimana Sosok Ayah di Hidup Anaknya?

“Ketika anak menangis, siapa yang pertama mereka cari? Ibu”

“Ketika anak sedang senang, siapa yang mereka bagikan kabar bahagia tersebut? Ibu”

Lalu dimana porsi Ayah dalam hidup sang anak?

Mengapa banyak anak yang mendahulukan sang Ibu ketimbang Ayah disebabkan oleh beberapa hal dasar dalam perjalanan hidup anak. Pertama, secara umum dan banyak terjadi di kehidupan kita, peran mengasuh anak banyak dilimpahkan hanya kepada Ibu, sehingga kebanyakan anak memilih Ibu sebagai figur lekat yang utama (Muslihatun & Santi, 2022). Hal ini akan sangat mungkin membuat anak merasa bahwa sang Ayah tidak hadir secara emosional, yang juga dapat terjadi karena kualitas interaksi ibu-anak cenderung lebih mendalam dibanding interaksi ayah-anak (Nasution, 2021). Kedua, di hampir semua negara dapat terlihat bahwa Ibu menghabiskan lebih banyak waktu dengan anak karena Ayah yang sibuk bekerja. Hal ini juga yang dapat membuat anak merasa lebih mudah berbicara dengan Ibu terkait perasaan dan kehidupannya. Oleh karena itu, peran Ayah sering kali tidak terlihat dan dirasa tidak seimbang dengan peran Ibu dalam masyarakat kita. Namun, seperti yang kita tahu bahwa Ayah memiliki peran penting untuk potensi dalam hidup anak, bahkan ketika anak sudah dewasa.

Beberapa orang mungkin kesulitan untuk menjelaskan bentuk kasih sayang Ayah kepada anak-anaknya karena seringkali Ayah tidak mengungkapkan hal tersebut secara langsung. Namun, peran Ayah sangat penting untuk anaknya, anak-anak membutuhkan Ayah sebagaimana mereka membutuhkan Ibu untuk merasa dicintai, dihargai, dan dimengerti. Keterlibatan Ayah yang berkualitas tinggi selama masa kanak-kanak mendorong angka kerja yang lebih tinggi, hubungan yang lebih sehat, dan kualitas hidup yang menguntungkan bagi anak hingga dewasa (Nettle, 2008). Ikatan antara Ayah dan anaknya melibatkan pembentukan pola interaksi yang kuat dan keterikatan emosional erat yang dibangun melalui interaksi terbuka, kasih sayang, kenyamanan, dan keterlibatan.

“Their love may be hidden, but it is unconditional.”

Bila dilihat dari sisi Ayah, banyak dari mereka yang tidak terbiasa untuk mencurahkan kasih sayang kepada anak seperti yang dilakukan oleh Ibu. Maka, seringkali anak melihat Ayah sebagai sosok yang cuekkepada anak anak-nya. Namun, yang sebenarnya, mungkin begitulah cara Ayah dapat menunjukkan rasa sayang. Mereka, para laki-laki kesulitan menunjukkan kasih sayang secara langsung karena beberapa alasan. Mereka mungkin memiliki cara yang berbeda dalam mengekspresikan emosi dan terkadang mendapatkan tekanan sosial berupa stereotip gender, yaitu laki-laki yang menunjukkan sisi emosional mereka mungkin diejek atau dianggap lemah. Ayah seringkali harus berjuang di luar sana melawan kerasnya dunia untuk menghidupi keluarga kecilnya, menciptakan rasa aman, dan menjamin kesejahteraan juga kebahagian anak dan istrinya. Bentuk pengorbanan kecil yang diberikan oleh seorang Ayah seringkali luput dari pandangan kita semua.

Belakangan ini, para Ayah modern telah mendobrak stereotip Ayah yang “cuek” dengan partisipasi aktif mereka dalam kehidupan dan pendidikan anak. 

  1. Ikut serta dalam menjaga bayi yang baru lahir dengan mengganti popok dan membantu memandikan bayi.
  2. Menjadi pendengar yang baik ketika anak sedang membuka diri dan berbagi pikiran serta emosinya. Ayah dapat mendorong mereka untuk mengekspresikan diri, hal ini akan membantu menumbuhkan kepercayaan dan kedekatan dalam hubungan antara ayah-anak.
  3. Menghabiskan waktu bersama anak, Ayah hadir secara fisik dan emosional melalui interaksi dengan anak. Aktivitas yang dapat dilakukan, yaitu bermain game, membaca buku, olahraga, dan kegiatan lainnya. 
  4. Selalu ada waktu untuk anak, sebagai contoh duduk di samping anak saat mereka bermain, menjemput pulang dari sekolah, dan makan malam bersama. 
  5. Katakan pada anak bahwa Anda mencintai mereka. Setiap orang tua tentu menyayangi anak mereka. Namun, seberapa sering kita mengatakan hal tersebut kepada mereka? Ayah dapat meyakinkan anak bahwa mereka dicintai setiap hari dengan mengatakan rasa sayang kepada mereka. Ketika anak tahu bahwa Ayah menyayangi mereka, anak akan merasa aman dan didukung saat berada di sekitar Ayahnya.
  6. Membangun rasa saling menghargai dengan menghargai anak. Menanggapi pikiran dan emosi anak dengan serius, meskipun Ayah mungkin tidak dapat memahami beberapa kekhawatiran anak. Meluangkan waktu dan peka terhadap kebutuhan mereka, baik secara fisik maupun emosional.
  7. Mengembangkan minat bersama untuk menjalin ikatan melalui kegiatan yang menyenangkan yang Ayah dan anak sukai. Saling berbagi minat dan kegemaran dengan anak, atau ikut serta dalam kegiatan yang mereka sukai. Misalnya, anak suka bersepeda, Ayah dapat pergi bersepeda dengan anak di setiap minggu.

Menemukan waktu berkualitas dengan anak-anak sering kali bisa menjadi tantangan mengingat tuntutan kehidupan sehari-hari. Namun, para Ayah yang secara aktif mencari waktu untuk terlibat dalam pengalaman ikatan dengan anak-anak mereka akan menciptakan kenangan yang abadi dan memperkuat hubungan ayah-anak. Melalui kata-kata dan tindakan, para Ayah menanamkan pelajaran dan nilai-nilai kehidupan yang berharga, mulai dari mengajari mereka menghormati orang lain hingga menunjukkan ketangguhan dalam menghadapi kesulitan, yang menjadikan Ayah sebagai panutan bagi anak-anak mereka.

Dampak dari figur Ayah yang positif akan beresonansi di sepanjang kehidupan anak yang memengaruhi sikap, perilaku, dan keyakinan mereka di masa depan. Beberapa kenangan terindah di masa kanak-kanak sering kali berpusat pada saat-saat yang dibagikan bersama dengan Ayah. Ikatan antara Ayah dan anak adalah hubungan yang tak tergantikan yang membentuk kehidupan keduanya dengan berbagai cara. Mulai dari mematahkan stereotip hingga membangun kepercayaan diri dan menciptakan kenangan indah bersama sang anak, para Ayah memainkan peran penting dalam proses pengasuhan anak. Bahwa, cinta seorang ayah adalah cinta yang membangun kepercayaan diri dan rasa aman pada anak-anaknya.

Jika parents ingin belajar lebih jauh mengenai hubungan antara Ayah dan anak, parents dapat mengikuti berbagai program dari Focus on the Family Indonesia. Terkhusus untuk para ayah, FOFI menyediakan program intentional fathering. Info lebih lanjut dapat parents dapatkan melalui direct message Instagram kami @focusonthefamilyindonesia atau WhatsApp pada nomor +6282110104006.

“If the family is a tree, the father is the root. His efforts aren’t visible, but he keeps the tree alive”- Shipa Goel

 

Referensi:

Muslihatun, W. N., & Santi, M. Y. (2022). Faktor yang Mempengaruhi Keterlibatan Ayah dalam Pengasuhan Anak Usia Dini. Window of Health Jurnal Kesehatan, 404–418. https://doi.org/10.33096/woh.vi.131 

Nasution, E. S. (2021). GAMBARAN KELEKATAN ANAK DENGAN ORANG TUA DARI KELUARGA COMMUTER MARRIAGE. Jurnal Psikologi Pendidikan Dna Pengembangan SDM, 10(2), 19–29. https://ejournal.borobudur.ac.id/index.php/psikologi/article/download/857/796 

Nettle, D. (2008). Why do some dads get more involved than others? Evidence from a large British cohort. Evolution and Human Behavior, 29(6), 416-423.e1. https://doi.org/10.1016/j.evolhumbehav.2008.06.002

Youngacademics. (2024, August 5). Father and child connections – young academics. Young Academics. https://www.youngacademics.com.au/father-and-child-connections/