Family Indonesia

Bimbing Anak untuk Mengenal Sentuhan yang Aman (Good Touch Bad Touch)

Bimbing Anak untuk Mengenal Sentuhan yang Aman (Good Touch Bad Touch)

Parents, apakah pernah mendengar istilah “Good touch bad touch ”? 

Mengapa hal seputar sentuhan sangat penting untuk diketahui oleh anak dalam berinteraksi dengan orang lain?

Sentuhan seperti yang parents ketahui merupakan anugerah dari bagian panca indera manusia dan kekuatan untuk manusia dapat memahami serta merasakan hal di dunia. Sentuhan adalah salah satu elemen yang sangat penting di dalam perkembangan manusia dan menjadi metode komunikasi yang vital.

Namun, di dunia saat sentuhan terkadang tidak selamanya baik. Bagaimana cara kita dapat melindungi anak-anak, terutama ketika kita tidak bisa selalu bersama mereka?

 

Kekuatan dari Sentuhan (Power of Touch)

Sentuhan merupakan salah satu pengalaman paling penting dalam perkembangan manusia, terutama pada bayi. Dalam studinya, Sapolsky (2004) menemukan bahwa, “Terkadang stressor dapat berupa kegagalan untuk memberikan sesuatu pada makhluk hidup, dan ketiadaan sentuhan merupakan salah satu stressor perkembangan yang paling nyata yang dapat dialami”. 

Parents, sentuhan merupakan bentuk pengalaman sensorik paling awal bagi manusia, terutama saat individu sedang dalam tahap perkembangan. Sebelum lahir, bayi dalam kandungan mendapatkan sensasi dipeluk secara konstan oleh rahim. Setelah lahir, bayi pun mengharapkan tingkat perasaan yang sama yang terhubung melalui perawatan “in arms”  oleh ibu dan orang dewasa lainnya (Narvaez et al., 2019). Maka dari itu, kontak skin on skin antara bayi dengan parents dapat membantu bayi merasakan kehangatan, mengenali aroma orang tuanya, dan memberikan perasaan aman, juga nyaman.

Parents, sangat penting untuk memberikan kasih sayang dalam bentuk fisik selama masa perkembangan bayi. Semakin sering parents memberikan pelukan kepada bayi, semakin berkembang pula otak mereka (Maitre et al., 2017). Sentuhan afektif memainkan peran penting dalam perkembangan sensorik, stimulasi pertumbuhan, dan interaksi sosial. Khususnya pada anak-anak, dibutuhkan stimulasi sentuhan interpersonal yang dapat membantu dalam perkembangan emosi dan perilaku mereka. Sentuhan lembut dari orang dewasa juga dapat melepaskan zat kimiawi (endorfin, oksitosin, dan dopamin) yang membuat tubuh merasa nyaman dan dapat mengurangi tingkat stres pada anak.

“Touch-based interactions help them feel like they are home. That they’re with their people and that their people are the ones who they can trust to feel safe and secure” – Rebecca Parlakian

Setelah membahas kekuatan dari sentuhan yang diberikan oleh parents pada sang buah hati selama masa perkembangan. Sejalan juga dengan tahap perkembangan anak, parents dapat membekali anak mengenai sentuhan yang baik dan tidak baik.

 

Mengapa hal ini penting untuk dilakukan?

Karena pada kenyataannya, dunia saat ini memiliki begitu banyak celah dimana anak dapat menjadi korban kekerasan, baik fisik maupun seksual dari lingkungan di sekitarnya. Pertimbangan lain, mengapa parents perlu mengedukasi anak-anak terkait sentuhan, yaitu:

  • Dengan memahami tanda-tanda perilaku/sentuhan yang tidak pantas, anak-anak dapat mengidentifikasi potensi ancaman dan mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan.
  • Anak dapat mengungkapkan hak-hak mereka dan mengatakan “tidak” pada kontak fisik yang tidak diinginkan. 
  • Menumbuhkan lingkungan yang mendukung dan melindungi anak dari bahaya. 
  • Membantu anak mengembangkan hubungan yang sehat dan memahami tentang persetujuan (consent). Hal ini mengajarkan mereka untuk mengenali dan menghormati batasan-batasan orang lain, serta mendorong rasa empati dan juga komunikasi.

 

Apa itu good touch dan bad touch?

Good touch mengacu pada kontak fisik yang positif dan pantas/sewajarnya. Jenis sentuhan ini meningkatkan hubungan emosional yang positif, rasa aman, dan nyaman. Sentuhan yang baik bersifat persetujuan dan penuh rasa hormat. Sedangkan bad touch mencakup kontak fisik yang tidak wajar dan tidak nyaman. Contoh sentuhan tidak baik mengacu pada kontak fisik yang membuat anak merasa tidak aman, sentuhan yang tidak diinginkan, paksaan, rayuan seksual, atau juga pelecehan. 

Ketika parents memberikan definisi dan contoh yang jelas, anak-anak dapat mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang apa yang termasuk dalam setiap jenis sentuhan tersebut. Parents dapat membekali setiap anak dengan edukasi seputar good touch dan bad touch yang disesuaikan dengan perkembangan mereka.

1)Early years (0-3)

Ketika parents mengajari anak terkait sentuhan yang baik dan buruk, parents dapat memulai dari membangun percakapan dan edukasi seks sejak dini.

  • Parents dapat mengenalkan nama-nama yang tepat terkait bagian tubuh anak sebagai body safety dan juga mengajarkan norma-norma sosial, seperti tidak berjalan-jalan tanpa busana meskipun sedang berada di rumah. 
  • Memperkenalkan ide tentang sentuhan yang mudah dipahami yang seiring dengan perkembangan anak. Penjelasan terkait contoh sentuhan yang baik, seperti berupa tos, genggaman tangan, dan bahkan pelukan dari keluarga dan teman. Sentuhan yang buruk dapat dijelaskan sebagai sentuhan yang meninggalkan rasa sakit atau luka (memukul, mendorong, menendang, dan lain-lain).
  • Parents dapat membahas terkait area tubuh yang boleh disentuh dan tidak. Area tubuh “tidak boleh disentuh” adalah bagian yang tertutupi saat anak mengenakan baju atasan dan celana.
  • Mengajari anak untuk dapat mengatakan tidak ketika disentuh, menjauh dari orang tersebut, atau segera meminta bantuan jika merasa tidak nyaman.
  • Jelaskan pada anak bahwa tidak ada yang boleh menunjukkan bagian pribadi seseorang kepada mereka. Juga, tidak ada yang boleh melihat atau menyentuh area pribadi mereka.
  • Ketika mengedukasi anak, parents harus dapat menggunakan bahasa yang lugas dan sederhana. Contoh percakapan yang dapat parents lakukan bersama anak sebagai berikut. 
  • “Apakah boleh seseorang menyentuh kamu di area yang tidak boleh disentuh?”
  •  “Jika seseorang memelukmu dan kamu tidak menyukainya, apa yang akan kamu katakan?

Baca juga: Edukasi Seksualitas Anak dari Perspektif Orang Tua dan Guru “ConnecTime

2) Preschool years (4-6)

Pada usia ini, anak mungkin sudah mulai bersekolah di taman kanak-kanak. Parents dapat memainkan beberapa skenario bersama anak, seperti ketika mereka membutuhkan bantuan untuk buang air kecil, apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan selama waktu bermain. Juga, apa yang harus dilakukan jika ada orang dewasa yang melakukan sesuatu yang tidak mereka sukai. Pengulangan yang konsisten terhadap body safety akan membantu anak mengingat dan melindungi diri mereka ketika berada di situasi-situasi tersebut.  

3) Primary years (7-9)

Pada usia sekolah dasar, parents dapat memasukkan gagasan tentang tekanan teman sebaya ketika memperluas gagasan tentang sentuhan yang baik dan sentuhan yang buruk. Namun, perlu untuk tetap menyesuaikan ajaran dengan tingkat kedewasaan anak. Bangun rasa nyaman dan aman untuk anak dapat berbagi dan bertanya tentang apapun yang tidak mereka  ketahui. Parents, usahakan untuk tidak pernah terdengar curiga atau menakut-nakuti ketika sedang memberikan penjelasan. Sebaliknya, komunikasikan hal ini dengan tenang dan sering dengan menggunakan film atau berita untuk membangun percakapan. Parents, perlu untuk selalu mendengarkan dengan penuh perhatian apa yang disampaikan oleh anak, tanpa mengambil kesimpulan atau menghakimi terlalu cepat. 

“By teaching children about good touch and bad touch, they become more empowered and self-aware. They learn to trust their instincts and differentiate between appropriate and inappropriate physical contact”

Parents memiliki peran penting dalam memberikan edukasi kepada anak-anak terkait good touch dan bad touch. Hal ini dapat dimulai dengan membangun lingkungan komunikasi yang terbuka dan jujur. Focus on the Family Indonesia mendukung para parent untuk membekali anak anda sesuai dengan tahap perkembangan mereka. FOFI menyediakan berbagai program dan layanan seputar parenting, seperti Parental Guidance, Parenting Seminar, dan Parenting Counseling. Parents dapat menghubungi kami melalui direct message Instagram kami @focusonthefamilyindonesia atau WhatsApp pada nomor +6282110104006.

 

Referensi: 

Maitre, N. L., Key, A. P., Chorna, O. D., Slaughter, J. C., Matusz, P. J., Wallace, M. T., & Murray, M. M. (2017). The dual nature of Early-Life experience on somatosensory processing in the human infant brain. Current Biology, 27(7), 1048–1054. https://doi.org/10.1016/j.cub.2017.02.036

Narvaez, D., Wang, L., Cheng, A., Gleason, T. R., Woodbury, R., Kurth, A., & Lefever, J. B. (2019). The importance of early life touch for psychosocial and moral development. Psicologia Reflexão E Crítica, 32(1). https://doi.org/10.1186/s41155-019-0129-0 

Ong, D. (2024, February 28). What is Good Touch and Bad Touch? Focus on the Family Singapore – Helping Families Thrive. https://family.org.sg/resource/what-is-good-touch-and-bad-touch/ 

Sapolsky, R. M. (2004). Why zebras don’t get ulcers: The acclaimed guide to stress, stress-related diseases, and coping. Holt paperbacks.