Family Indonesia

5 Tips Membuat Resolusi Tahun Baru untuk Perubahan yang Nyata

5 Tips Membuat Resolusi Tahun Baru untuk Perubahan yang Nyata

Champs, sebentar lagi kita semua akan menyambut tahun yang baru serta, harapan baru untuk berdinamika di tahun tersebut. Rasa-rasanya akan kurang lengkap bila kita melewatkan momen ini tanpa menetapkan resolusi tahun baru. Resolusi tahun baru menjadi tradisi bagi banyak orang untuk merefleksikan masa lalu dan merencanakan masa depan yang lebih baik, yang menjadi bagian dalam ritual tahunan.

Apa itu Resolusi Tahun Baru?
Dalam banyak contoh, resolusi tahun baru berisikan rencana, harapan, dan keinginan besar yang ingin dicapai di tahun mendatang. Resolusi tahun baru didasari oleh anggapan umum bahwa tahun baru adalah saat yang tepat untuk membuka lembaran baru dan memulai hal-hal baru dalam kehidupan kita. Tradisi ini menjadi momentum saat individu mengubah kebiasaan buruk dan membentuk rutinitas baru yang dapat membantu perkembangan psikologis, emosional, sosial, fisik, dan intelektual. Resolusi tahun baru adalah komitmen untuk melakukan perubahan atau pencapaian tertentu dalam hidup pada awal tahun baru. Secara sederhana, resolusi tahun baru berarti memulai kebiasaan baru, mengubah sifat atau perilaku yang tidak diinginkan, mencapai tujuan pribadi, atau menjadi lebih baik di berbagai aspek kehidupan.

Membuat resolusi tahun baru, tidak selalu berakhir dengan akhir yang bahagia. Banyak orang yang akhirnya tidak berhasil mencapai resolusi tahun baru mereka karena beberapa alasan yang dapat saling terkait. Hal ini dapat terjadi ketika seseorang memiliki false hope syndrome, yang sering kali didorong oleh rasa percaya diri yang berlebihan, menetapkan tujuan yang tidak realistis yang menyebabkan frustasi, dan akhirnya menyerah pada resolusi tersebut (Polivy & Herman, 2000). Faktor lain yang membuat tidak tercapainya resolusi ini adalah kurangnya dukungan/akuntabilitas, kekurangan waktu dan sumber daya, serta rasa takut akan kegagalan yang membuat seseorang lebih memilih untuk tidak mencoba sama sekali daripada menghadapi kemungkinan untuk gagal. 

Meskipun sebagian besar survei menunjukkan bahwa mayoritas orang tidak bertahan lama dengan resolusi tahun baru yang dibuat, sebuah penelitian di tahun 2020 menemukan bahwa 55% partisipan menganggap diri mereka berhasil mempertahankan resolusi setelah satu tahun (Oscarsson et al., 2020) dan mereka yang menetapkan resolusi tahun baru memiliki kemungkinan 10 kali lebih besar untuk benar-benar mengubah perilaku mereka daripada orang yang tidak membuat resolusi tersebut (Norcross et al., 2002). Meskipun resolusi tidak selalu tercapai, bukan berarti resolusi tidak layak untuk dibuat. Mereka yang membuat resolusi tahun baru artinya melihat masa depan dengan lebih optimis dan ingin menciptakan suatu perubahan. 

Dalam studi Oscarsson et al. (2020), para peneliti menemukan bahwa orang lebih berhasil mempertahankan resolusi yang dibuat saat mereka menggunakan approach-oriented goals (misalnya, mengubah kebiasaan makan atau tidur) daripada mereka yang memiliki avoidance-oriented goals (misalnya, jangan makan junk food). Tujuan yang berfokus pada hasil yang positif sering kali menawarkan lebih banyak motivasi intrinsik daripada tujuan yang berfokus pada menghindari hasil yang negatif. 

Resolusi tahun baru yang dibuat seringkali mengenai kesehatan, hubungan, keuangan, keluarga, kesehatan mental, hobi, kebiasaan baik, dan karier, seperti berikut ini:

  • Mulai rutin berolahraga minimal 3 kali seminggu.
  • Mengatur pola makan dengan lebih sehat, mengurangi konsumsi gula dan lemak.
  • Tidur cukup setiap malam, minimal 7-8 jam.
  • Membuat anggaran bulanan dan menabung minimal 10% dari pendapatan setiap bulan.
  • Membaca satu buku setiap bulan untuk memperluas wawasan.
  • Meluangkan waktu untuk keluarga dan teman secara rutin.
  • Menjalin lebih banyak pertemanan dan terlibat dalam komunitas.
  • Meluangkan waktu untuk keluarga dan teman secara rutin.
  • Melakukan meditasi atau latihan pernapasan untuk mengurangi stres.
  • Mengurangi penggunaan media sosial minimal 4 jam sehari.
  • Membuat to-do list harian untuk mengatur prioritas.
  • Melakukan pekerjaan sukarela atau membantu sesama yang membutuhkan.

Di atas merupakan beberapa contoh resolusi yang biasanya dibuat untuk memberikan perubahan dalam hidup individu. Namun, bagaimana caranya untuk membuat resolusi yang bukan hanya bagus, tapi dapat dipertahankan. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat membantu membuat resolusi tahun baru yang dapat dicapai.

  1. Menyusun Resolusi yang Realistis dan Memiliki Target
    Champs bisa memulai dari memilih tujuan yang spesifik dan dapat dicapai, daripada membuat tujuan yang ambigu. Tujuan yang jelas dan terfokus akan memudahkan karena dapat dipahami dan dilaksanakan. Membuat resolusi yang spesifik dapat dilakukan dengan metode SMART.
    S (Spesifik), tujuan bersifat jelas dan spesifik. Contohnya, saya akan berolahraga 3 kali seminggu selama 30 menit.
    M (Measurable), tujuan yang  dapat diukur akan memudahkan kita mengukur kemajuan atau pencapaian tujuan tersebut, seperti menetapkan apa saja yang harus diselesaikan dan kapan tujuan tersebut harus terlaksana. Contohnya, saya akan menabung Rp 1 juta setiap bulan.
    A (Achievable), memastikan bahwa tujuan yang kita buat realistis dan dapat dicapai berdasarkan kemampuan dan sumber daya yang dimiliki. Tujuan yang terlalu ambisius atau di luar kemampuan kita, dapat menimbulkan perasaan frustrasi dan perasaan tidak mampu.
    R (Relevant), tujuan yang kita buat sesuai dengan nilai-nilai, motivasi, dan aspirasi yang dimiliki.
     T (Time-bound), champs menentukan batasan waktu yang jelas untuk mencapai tujuan agar tetap fokus terhadap tujuan.

    Baca juga: Ayo Raih Goal Dengan Metode SMART! https://focusonthefamily.id/ayo-raih-goal-dengan-metode-smart/

  2. Fokus Pada Satu Tujuan di Satu Waktu
    Fokus pada satu tujuan dalam satu waktu memungkinkan kita untuk lebih terarah, meningkatkan peluang keberhasilan mencapai tujuan, dan menyelesaikan satu hal terlebih dahulu dapat meningkatkan kepercayaan diri. Setelah mencapai satu tujuan, kita dapat melanjutkan ke tujuan berikutnya dengan energi dan motivasi yang lebih besar. Juga, saat kita fokus pada satu hal kita lebih mudah untuk membangun kebiasaan positif yang konsisten. Ketika champs membuat tujuan yang lebih besar atau kompleks, pertimbangkan untuk memecahnya menjadi beberapa bagian yang dapat dikelola untuk dikerjakan satu per satu.
  3. Membuat Rencana yang Terperinci
    Membuat rencana tertulis yang terperinci mulai dengan menuliskan tujuan yang ingin dicapai, membuat daftar hal-hal yang mungkin bisa dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut, dan mencatat hambatan yang mungkin menghalangi. Bila kita sudah mengetahui dengan pasti apa yang ingin dicapai dan kesulitan yang mungkin akan dihadapi, kita akan lebih siap untuk berpegang teguh pada resolusi dan mempertimbangkan taktik apa yang dapat digunakan ketika dihadapkan dengan tantangan di masa depan.
  4. Belajar dari Kegagalan di Masa Lalu
    Bila champs memilih untuk meraih tujuan yang sama dengan yang pernah dicoba di masa lalu, coba luangkan waktu untuk mengevaluasi hasil yang telah dicapai sebelumnya. Mengevaluasi strategi mana yang paling efektif atau yang tidak efektif dan apa yang menghalangi untuk memenuhi resolusi tersebut di tahun-tahun sebelumnya.
  5. Memahami Bahwa Perubahan adalah Sebuah Proses
    Perlu disadari bahwa setiap perubahan baik dalam diri kita maupun dalam kehidupan kita tidak terjadi secara instan, melainkan memerlukan waktu, usaha, dan tahapan-tahapan yang harus dilalui. Perubahan bukanlah sesuatu yang terjadi secara langsung setelah kita membuat keputusan atau menetapkan tujuan, tetapi merupakan sebuah perjalanan yang melibatkan berbagai langkah kecil, tantangan, dan pembelajaran sepanjang jalan. Ingatlah bahwa ini bukan perlombaan untuk menjadi yang tercepat mencapai garis finish, melainkan komitmen untuk mengubah perilaku yang mungkin akan terus dilakukan di sepanjang hidup. Setiap langkah kecil yang kita ambil menuju perubahan adalah kemajuan, meskipun mungkin hasilnya tidak langsung terlihat.

Jadi, apa resolusi tahun barumu? Jangan lupa untuk mencari dukungan dari orang lain karena dukungan emosional mereka dapat meningkatkan rasa percaya diri kita. Saat kita merasa didukung, ini akan membantu kita lebih yakin dan percaya diri dalam mengejar tujuan, bahkan ketika perjalanan tersebut sulit atau penuh tantangan.

“What the New Year brings to you will depend a great deal on what you bring to the New Year” – Vern McLellan

Apabila champs mengalami kebingungan dalam proses ini, Focus on the Family Indonesia siap membantu champs dalam mendukung perubahan diri menjadi lebih baik melalui program konseling. Champs juga dapat menemukan tips-tips aplikatif terkait pengembangan diri melalui Instagram kami @noapologiesindonesia atau melalui website Focus on the Family Indonesia.

 

Referensi:

Norcross, J. C., Mrykalo, M. S., & Blagys, M. D. (2002). Auld lang Syne: Success predictors, change processes, and self‐reported outcomes of New Year’s resolvers and nonresolvers. Journal of Clinical Psychology, 58(4), 397–405. https://doi.org/10.1002/jclp.1151 

Oscarsson, M., Carlbring, P., Andersson, G., & Rozental, A. (2020). A large-scale experiment on New Year’s resolutions: Approach-oriented goals are more successful than avoidance-oriented goals. PLoS ONE, 15(12), e0234097. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0234097

Polivy, J., & Herman, C. P. (2000). The False-Hope Syndrome. Current Directions in Psychological Science, 9(4), 128–131. https://doi.org/10.1111/1467-8721.00076