Family Indonesia

Ayah Hebat: Cara Ayah Mendukung Istri Selama Kehamilan

Ayah Hebat: Cara Ayah Mendukung Istri Selama Kehamilan

Parents, ketika ibu menjalani kehamilan, bukan hanya peran ibu yang penting, tetapi juga peran ayah menjadi salah satu hal yang tidak kalah penting dalam proses tumbuh kembang bayi dalam kandungan. Peran ayah menaungi dua manusia, sang ibu dan calon anaknya. Sebagai kepala keluarga, peran ayah dalam keluarga tidak hanya sebatas pencari nafkah, tetapi juga berperan dalam  mendukung kesehatan ibu dan bayi.

Keterlibatan aktif ayah dalam menjaga kesehatan keluarga dapat memberikan dampak positif yang signifikan, terutama bagi kondisi psikologis ibu dan tumbuh kembang bayi dalam kandungan. Hal ini membuat ibu dan bayi merasa aman dan nyaman. Baik ayah dan ibu, keduanya perlu menekankan gagasan “kebersamaan” selama kehamilan dan setelahnya, yang dapat memberikan rasa aman yang besar bagi ibu. Hal ini menunjukkan bahwa kedua belah pihak memiliki minat dan tanggung jawab yang sama dalam memiliki anak. Hal ini penting agar sang ibu merasa bahwa dia tidak sendirian melewati proses tersebut.

Persiapan Menjadi Seorang Ayah

Gejala depresi dan tekanan psikologis ibu selama masa kehamilan telah dikaitkan dengan risiko lebih tinggi terhadap hasil kelahiran yang negatif, seperti kelahiran prematur, bayi dengan berat badan lahir rendah, depresi pasca persalinan, dan interaksi ibu-bayi yang maladaptif. Banyak faktor yang dapat meningkatkan risiko gejala depresi dan tekanan psikologis selama kehamilan termasuk status sosial ekonomi yang rendah, tinggal di lingkungan yang kurang beruntung, dan komplikasi medis (misalnya hipertensi kronis dan kehamilan berisiko tinggi). Sebaliknya, keterlibatan ayah mungkin mempunyai dampak positif terhadap kesejahteraan psikologis ibu hamil, pengaruh positif, dan pengalaman emosional yang menyenangkan (Diener, 1984). Keterlibatan ayah selama kehamilan telah terbukti mempengaruhi hasil akhir ibu dan bayi. Penelitian lain juga menunjukkan bahwa dukungan dari ayah berfungsi untuk meringankan beban stres (Ghosh et al., 2010) dan meningkatkan kesejahteraan ibu (Feldman et al., 2000), yang keduanya merupakan cara untuk meningkatkan keberhasilan proses kelahiran.

Peran ayah dalam mendukung sang istri melewati proses kehamilan dapat dilihat dari pendampingan, baik secara fisik dan emosional. Selama kehamilan, anggota keluarga termasuk calon ayah dapat mengoptimalkan fungsi keluarga. Menjalankan fungsi keluarga secara optimal mampu mengalokasikan sumber daya untuk meningkatkan kualitas kehamilan pada ibu hamil. Fungsi keluarga ini berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan emosional dan perkembangan seperti, moralitas, loyalitas, dan sosialisasi. Fungsi keluarga dapat berjalan, bila ada pembagian tanggung jawab yang jelas bagi setiap anggota keluarga berdasarkan status mereka dalam keluarga tersebut. Ayah sebagai kepala keluarga bertanggung jawab atas pengambilan keputusan pada masa kehamilan ibu, seperti pemeriksaan rutin kehamilan, pemilihan dokter kandungan, dan fasilitas kesehatan (Estuningtyas & Lestari, 2020). Sosok ayah juga mendukung ibu dengan memberikan bantuan-bantuan kecil, seperti melakukan pekerjaan rumah, memijat istri yang kelelahan, membantu menjaga kesehatan dan asupan ibu, dan banyak hal lainnya.

Selama proses kehamilan, ibu mengalami perubahan hormonal yang memengaruhi perubahan fisiologis dan psikologis sang ibu. Perubahan hormon kehamilan, seperti estrogen dan progesteron, dapat menyebabkan mood ibu hamil berubah secara tiba-tiba. Perubahan hormonal juga menyebabkan masalah psikologis, seperti kecemasan yang terjadi pada ibu hamil yang dapat menyebabkan tingkat stress yang tinggi pula. Stress pada ibu hamil menjadi salah satu faktor penyebab pemenuhan akan kebutuhan janin terhambat. Maka dari itu, ayah berperan penting dalam memberikan dukungan verbal untuk mengurangi kecemasan meningkatkan rasa aman, dan rasa percaya diri ibu hamil. Dukungan secara langsung dari ayah dengan memberikan kasih sayang dan perhatian secara moril kepada ibu yang baru pertama kali menghadapi kehamilan, dapat meningkatkan hormon endorfin sehingga ibu merasa senang menjalani peran barunya. Tak kalah penting, peran ayah sangat membantu untuk mengurangi kecemasan dan mengembalikan rasa percaya diri pada ibu yang baru pertama kali mempersiapkan persalinan. Setelah bayi lahir, para ayah dapat terlibat aktif dalam pengasuhan dan menyaksikan tumbuh kembang bayi, hal ini akan membuat ayah lebih dekat dengan ibu dan anaknya.

“Knowing your baby has a great dad for life is the best feeling ever.”-Anonymous

Characteristics of the “Ideal” Father

Ayah yang ideal adalah ketika anda dapat hadir, bersedia, dan turut serta secara aktif mendampingi selama proses kehamilan istri anda.

  • Melibatkan diri dalam proses kehamilan: Seorang ayah yang aktif dan peduli dengan mengajukan pertanyaan terkait kondisi ibu dan bayi, serta berkeinginan untuk mengetahui lebih banyak tentang proses kehamilan dan apa yang diperlukan untuk mencapai kehamilan yang sehat. Ayah juga dapat menemani sang istri selama proses pemeriksaan kehamilan dan membantu dalam persiapan persalinan. 
  • Memberikan dukungan fisik: 
    • Membantu pekerjaan rumah tangga.
    • Membantu ibu membuat keputusan penting, seperti membuat rencana kelahiran atau memilih nama untuk calon anak. 
    • Membantu mengurangi rasa sakit dan memberikan pijatan ketika ibu hamil kelelahan.
    • Memastikan ibu dan bayi mendapatkan nutrisi yang cukup.
  • Memberikan dukungan emosional: 
    • Menyemangati sang ibu dan memberikan afirmasi positif tentang citra tubuh.
    • Memberikan keyakinan tentang kemampuan istri bahwa ia bisa menjadi ibu yang baik. Memahami pengaruh pada hormon perubahan suasana hati dan fisik.
    • Berempati dan bersabar ketika menghadapi kecemasan yang dirasakan istri.
    • Menjadi pendengar yang baik ketika istri menyampaikan keluhan, cerita, dan perasaannya.
  • Penghibur dan pelindung bagi istri dan calon anak untuk memastikan mereka merasa senyaman mungkin.
  • Ayah bertugas untuk mendorong perilaku sehat selama kehamilan, membantu ibu mengatur pola makan dan berolahraga selama kehamilan. Ayah dapat memastikan bahwa asupan makan dengan makanan yang sehat dan seimbang, mengajak berjalan-jalan di taman, dan ikut berolahraga bersama.
  • Membangun ikatan dengan calon bayi, ayah dapat mengajak bayi dalam kandungan ibu berbicara, membacakan buku, dan memutarkan lagu. 
  • Mencari informasi seputar parenting dan belajar tentang perawatan bayi.

Perjalanan menjadi seorang ayah tentulah tidak mudah, ayah akan bertemu banyak hal baru yang harus dipelajari dan tantangan yang harus dihadapi. Menjadi seorang ayah adalah sebuah perjalanan yang penuh cinta dan kasih sayang, baik kepada istri dan juga calon anak. Tidak semua perjalanan kehamilan akan sama untuk setiap pasangan. Setiap orang tua akan belajar hal-hal baru setiap hari, maka jangan ragu untuk bertanya dan mencari informasi sebanyak-banyaknya untuk mempersiapkan diri melalui kehamilan bersama-sama.

Baca juga: Bagaimana Sosok Ayah di Hidup Anaknya?

Bagian terpenting dalam proses tersebut adalah calon orang tua yang saling mendukung dan menciptakan lingkungan yang penuh kasih sayang, guna menyambut kehadiran anggota keluarga baru. Suami istri yang saling mendukung dan bekerja sama, akan mampu melewati semua tantangan dan menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi sang buah hati. Dukungan ayah yang tak tergantikan selama masa kehamilan akan menjadi fondasi yang kuat bagi keluarga kecil anda.

Jika parents ingin belajar lebih jauh mengenai persiapan kehamilan, parents dapat mengikuti berbagai program dari Focus on the Family Indonesia. Beberapa program terkait parenting yang tersedia, yaitu raising future-ready kids, parental guidance, parental seminar, dan beberapa program lainnya. Terkhusus untuk para ayah, FOFI menyediakan program intentional fathering. Info lebih lanjut dapat parents dapatkan melalui direct message Instagram kami @focusonthefamilyindonesia atau WhatsApp pada nomor +6282110104006.

 

““The only thing better than having you for a husband, is our children having you for a daddy.”-Anonymous

Referensi:

Alio, A. P., Lewis, C. A., Scarborough, K., Harris, K., & Fiscella, K. (2013). A community perspective on the role of fathers during pregnancy: a qualitative study. BMC Pregnancy and Childbirth, 13(1). https://doi.org/10.1186/1471-2393-13-60 

Azizah, D. R., & Yulian, V. (2023). Peran Ayah dalam Meningkatkan Kesehatan pada Ibu Hamil. Jurnal Keperawatan Silampari, 6(2), 1371–1379. https://doi.org/10.31539/jks.v6i2.5478

Diener, E. (1984). Subjective well-being. PubMed, 95(3), 542–575. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/6399758 

Estuningtyas, A., & Lestari, P. (2020). Peran Serta Suami dalam Menjalani Proses Kehamilan pada Ibu Hamil: Systematic Review. Prosiding Seminar Nasional Kesehatan Masyarakat 2022, 1(1), 121–137. https://conference.upnvj.ac.id/index.php 

Feldman, P. J., Dunkel-Schetter, C., Sandman, C. A., & Wadhwa, P. D. (2000). Maternal social support predicts birth weight and fetal growth in human pregnancy. Psychosomatic Medicine, 62(5), 715–725. https://doi.org/10.1097/00006842-200009000-00016 

Ghosh, J. K. C., Wilhelm, M. H., Dunkel-Schetter, C., Lombardi, C. A., & Ritz, B. R. (2010). Paternal support and preterm birth, and the moderation of effects of chronic stress: a study in Los Angeles County mothers. Archives of Women S Mental Health, 13(4), 327–338. https://doi.org/10.1007/s00737-009-0135-9