Champs, apakah kamu sering memiliki pikiran, “Aku membenci diriku sendiri”?
Jika kamu dipenuhi dengan perasaan membenci diri sendiri, kamu tentu tahu betapa frustasinya perasaan itu. Kebencian terhadap diri sendiri tidak hanya membatasi apa yang dapat kamu capai dalam hidup, tetapi juga memperburuk kualitas kesehatan mental, seperti gangguan kecemasan dan depresi.
Self hatred atau kebencian terhadap diri sendiri adalah bentuk kritik yang ekstrem terhadap diri sendiri. Kita mungkin merasa tidak ada yang dapat kita lakukan dengan cukup baik, bahwa kita tidak layak atau tidak pantas mendapatkan hal-hal yang baik dalam hidup. Kebencian terhadap diri sendiri dapat terasa seperti ada orang yang mengikuti kita sepanjang waktu, mengkritik kita, menunjukkan setiap kekurangan, atau bahkan mempermalukan kita untuk setiap kesalahan yang ada.
Kebencian terhadap diri sendiri memengaruhi banyak aspek dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini dapat menghalangi kita untuk membuat keputusan penting, mengambil risiko, berhubungan dengan orang lain, dan mencapai tujuan. Cara pandang terhadap diri sendiri dapat berdampak langsung pada hubungan kita dengan orang lain. Keyakinan yang dimiliki terhadap diri sendiri, menentukan bagaimana cara kita memandang dunia, menginterpretasikan pengalaman hidup, dan cara kita berpikir tentang pandangan orang lain kepada kita.
Kenapa seseorang bisa membenci dirinya sendiri?
Membenci diri sendiri lebih umum terjadi daripada yang disadari oleh banyak orang. Populasi tertentu, seperti remaja dan dewasa muda, sangat rentan terhadap kebencian terhadap diri sendiri karena tekanan prestasi akademik, perbandingan teman sebaya, dan pengaruh media sosial terhadap kesehatan mental (Harrison et al., 2022). Bagi orang lain, kebencian terhadap diri sendiri dapat berasal dari masalah kesehatan mental seperti depresi, kecemasan, atau masalah citra tubuh. Selain itu, tekanan sosial dan standar yang tidak realistis dari media sosial juga berperan besar dalam hal ini. Mereka yang pernah mengalami trauma atau pengalaman buruk di masa kecil mungkin memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan kebencian terhadap diri sendiri. Namun, sangat penting untuk dicatat bahwa kebencian terhadap diri sendiri dapat memengaruhi individu dari semua lapisan masyarakat dan usia.
Ada banyak alasan mengapa seseorang mungkin bergumul dengan kebencian terhadap diri sendiri dan hal ini dapat berbeda untuk setiap orang. Mungkin kita tidak tiba-tiba membenci diri sendiri, salah satu kemungkinannya adalah bahwa kebencian terhadap diri sendiri mungkin merupakan reaksi alami terhadap peristiwa traumatis. Manusia memiliki kebutuhan yang besar untuk memahami berbagai hal. Ketika peristiwa traumatis terjadi, kita sangat membutuhkan suatu penjelasan. Tetapi, mungkin kita tidak bisa memahami mengapa trauma itu terjadi. Sebagai pengganti dari penjelasan yang lebih baik, kita tidak melihat ada pilihan lain selain melemparkan kesalahan ke dalam diri kita sendiri. Kita khawatir bahwa hal buruk itu terjadi karena kita telah melakukan suatu kesalahan besar dan dari kesalahan ini, kita menyimpulkan bahwa kita memiliki kelemahan karakter yang mendalam.
Memahami akar penyebab kebencian diri sendiri adalah langkah pertama menuju penyembuhan dan menerapkan welas asih pada diri sendiri. Setelah kita mengidentifikasi sumber penyebab pikiran negatif, kita bisa mulai menghadapi pikiran-pikiran tersebut dan menggantinya dengan self-kindness (kebaikan hati). Mulailah dengan perlahan-lahan, melepaskan tekanan dari memberikan penjelasan tentang ketidaksempurnaan diri. Kita tidak akan dihukum karena kesalahan kita. Sebaliknya, kita telah melakukan yang terbaik berdasarkan kemampuan kita dalam keadaan yang kita hadapi. Tidak sempurna tidak menunjukkan apa-apa tentang diri kita, itu hanya menunjukkan bahwa kita adalah manusia dengan semua kekuatan dan kelemahan kita.
Negative Inner Critic
Jika champs berpikir “Aku benci diriku sendiri,” kemungkinan besar champs memiliki suara batin negatif yang selalu merendahkan diri sendiri. Suara kritik dari dalam diri ini mungkin bentuk dari membandingkan diri dengan orang lain atau pernyataan bahwa kita tidak cukup baik. Pikiran-pikiran ini dapat membuat champs merasa seperti orang yang terbuang atau tidak menjadi diri sendiri ketika sedang bersama orang lain. Berikut ini adalah beberapa hal yang mungkin dikatakan oleh kritikus batin kita:
- “Ini semua adalah salah ku.”
- “Kenapa aku tidak bisa seperti mereka? Orang lain lebih baik daripada diriku.”
- “Aku tidak akan pernah berhasil tidak peduli seberapa keras aku berusaha.”
- “Aku akan mengacaukan hal ini seperti ketika aku mengacaukan hal lainnya.”
- “Mengapa orang seperti itu menyukaimu? Pasti ada motif tersembunyi.”
- “Kamu tidak bisa memercayai siapa pun. Mereka hanya akan mengecewakanmu.”
- “Aku tidak pernah puas dengan kinerja diriku, aku membuat kesalahan.”
Jika champs memiliki suara-suara tersebut di kepala, kamu mungkin akan percaya bahwa jenis pemikiran kritik ini adalah kebenaran. Jika suara tersebut mengatakan bahwa kita tidak berharga, bodoh, atau tidak menarik, kita akan sangat mungkin memercayai hal-hal tersebut. Melalui pikiran-pikiran tersebut, akan muncul keyakinan bahwa kita memang tidak layak mendapatkan cinta, kesuksesan, kepercayaan diri, atau kesempatan untuk melakukan kesalahan.
“If you have a negative core belief about yourself, you will not be able to understand other people’s motives. This can directly affect an interpersonal relationship and how you view yourself within the dynamic.” – Allie Soss
Menghentikan Siklus Self-Hatred
Hidup dengan kebencian terhadap diri sendiri tentu sangat melelahkan, menguras tenaga, dan membuat kita merasa terisolasi. Ada beberapa langkah yang dapat champs lakukan untuk menenangkan kritik dari dalam diri kita dan melangkah maju dengan cara-cara yang lebih positif. Menghentikan kebencian terhadap diri sendiri, membutuhkan kombinasi dari bantuan langsung dan upaya jangka panjang menuju self-compassion. Bantuan jangka pendek untuk mendapatkan kelegaan adalah dengan melatih pernapasan dalam-dalam atau terlibat dalam kegiatan yang membawa kegembiraan sementara. Bantuan jangka panjang dapat dilakukan dengan mengatasi akar penyebab kebencian terhadap diri sendiri, mencari bantuan profesional jika diperlukan, dan berkomitmen untuk mempraktikkan perawatan diri, serta penerimaan diri secara konsisten.
- Give yourself Time
Penting untuk diingat bahwa mengubah cara pandang terhadap diri sendiri bukanlah sesuatu yang akan terjadi dalam semalam. Menyediakan waktu dan ruang bagi diri kita sendiri untuk mengidentifikasi area spesifik yang dihadapi atau untuk menyadarkan diri tentang bagaimana pandangan diri memengaruhi hubungan dengan diri sendiri dan orang lain adalah langkah pertama yang bisa dilakukan.
2. Talk Back to Your Inner Critic
Ketika kita mulai lebih menyadari emosi kita dan pemicunya, cobalah untuk mengidentifikasi pikiran-pikiran yang kita miliki ketika dihadapkan pada peristiwa negatif. Tanyakan pada diri sendiri apakah pikiran tersebut realistis atau apakah kita sedang terlibat dalam distorsi pikiran. Cobalah untuk melawan intimidasi dalam diri dengan argumen yang bertentangan. Jika kesulitan untuk membangun suara yang kuat sendirian, bayangkan diri kita sendiri berperan sebagai orang yang lebih kuat yang kita kenal, seperti teman, orang terkenal, atau pahlawan super. Lalu, berbicara kembali kepada suara kritis di kepala kita.
3. Menemukan Kekuatan Diri
Mengidentifikasi kekuatan diri dapat membantu meredam kebencian terhadap diri sendiri. Bila kita merasa sulit untuk menemukannya sendiri, champs dapat mempertimbangkan untuk meminta pendapat orang lain. Mengidentifikasi hal-hal positif yang spesifik dalam hidup adalah cara untuk berfokus pada sesuatu yang positif tentang diri sendiri.
4. Tetapkan Tujuan yang Realistis & Rayakan Pencapaian Kecil
Menciptakan tujuan yang dapat dicapai adalah strategi untuk meningkatkan harga diri dan melawan kebencian terhadap diri sendiri. Hal yang tidak kalah penting adalah mengakui dan merayakan setiap pencapaian, sekecil apa pun itu. Ingatlah, setiap pencapaian kecil berkontribusi pada kemajuan diri kita secara keseluruhan.
5. Berada bersama Orang-orang yang mendukung
Memiliki orang-orang yang percaya pada kita dan mendapatkan sambutan positif dari mereka, dapat membantu untuk melawan self-hatred dan mengatasi kritik dari dalam diri kita. Selain itu, mengelilingi diri dengan orang-orang yang melihat diri mereka sendiri dan orang lain secara positif, dapat menginspirasi kita untuk menjadi lebih baik kepada diri sendiri. Kata-kata positif dari mereka dapat menjadi model self-compassion kepada diri sendiri.
6. Practice Self-Care
Perawatan diri adalah praktik mendasar untuk memiliki aktivitas yang meningkatkan kesehatan fisik, emosional, dan mental kita. Ada banyak jenis perawatan diri yang berbeda dan penting untuk menemukan apa yang cocok untuk diri kita sendiri.
7. Belajar Menerima Pujian
Jika kita memandang diri sendiri dengan penuh kebencian, maka akan sulit untuk menerima pujian. Bahkan pujian tersebut mungkin terasa asing dan membuat tidak nyaman, sehingga kita akan mengabaikannya. Mempelajari cara menerima pujian akan membutuhkan usaha dan waktu. Ketika seseorang memuji diri kita, cobalah untuk mengucapkan “terima kasih” dan berhenti sampai di situ. Tahan keinginan untuk menindaklanjutinya dengan respons yang mengkritik diri sendiri atau meremehkan.
8. Practice Forgiveness
Kebencian terhadap diri sendiri sering kali berpusat pada momen masa lalu atau emosi yang menyakitkan, seperti rasa malu, perasaan bersalah, kemarahan, atau rasa tidak berdaya. Di area tersebut, tidak ada ruang untuk memaafkan diri sendiri dan menerima diri kita apa adanya. Lakukan yang terbaik untuk tetap berada di masa sekarang dan fokuslah pada seberapa jauh kita telah melangkah. Seiring berjalannya waktu, hal ini akan membantu kita mengurangi kebencian terhadap diri sendiri dan mendapatkan rasa kasih sayang terhadap diri sendiri.
Champs, dapat mulai dari memahami akar penyebab self-hatred dan mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan untuk mengatasi self-hatred yang dialami. Semoga champs dapat melepaskan diri dari belenggu pikiran negatif, menjalani hidup yang lebih bahagia dan bermakna, serta lebih mencintai dan membangun hubungan yang positif dengan dirimu sendiri.
“Remember, self-love is a skill that takes practice, but over time, you can learn to treat yourself with the love and respect you deserve.”
Tanpa kita sadari self-hatred dapat secara signifikan memengaruhi kehidupan sehari-hari, hubungan, atau kesejahteraan secara keseluruhan. Maka, bila hal champs kesulitan untuk menemukan jalan keluar dan perlu mencari bantuan profesional. Focus on the Family Indonesia siap membantu champs agar bisa berdiskusi dengan tenaga profesional melalui layanan konseling yang disediakan FOFI. Champs dapat menghubungi kami melalui direct message Instagram kami @noapologiesindonesia atau melalui WhatsApp pada nomor +6282110104006.
Referensi:
Clarke, J. (2023, July 18). What is Self-Loathing? Verywell Mind. https://www.verywellmind.com/ways-to-stop-self-hatred-4164280
Harrison, P., Lawrence, A. J., Wang, S., Liu, S., Xie, G., Yang, X., & Zahn, R. (2022). The psychopathology of worthlessness in Depression. Frontiers in Psychiatry, 13. https://doi.org/10.3389/fpsyt.2022.818542