Dalam suatu hubungan bersama pasangan, tentu memiliki pola komunikasi yang berbeda dengan pasangan lainnya. Hal ini termasuk topik yang dibahas, durasi, gaya, dan kualitas komunikasi yang terbentuk.
Couples mungkin menemukan kesulitan untuk dapat membangun komunikasi ideal di tengah kehidupan pernikahan yang senantiasa mengalami perubahan seiring dengan kematangan masing-masing pasangan. Perjalanan hubungan yang disertai persoalan, kebutuhan, keinginan, harapan, dan masalah-masalah baru. Meski begitu, komunikasi merupakan indikator penting dari menjaga kualitas dan stabilitas hubungan, terutama pernikahan.
Di bulan dan tahun pertama Couples mungkin akan merasa antusias dengan komunikasi bersama dengan pasangan. Namun, setelah lima, sepuluh tahun bersama, akan ada fase dimana komunikasi yang dibangun menjadi berkurang dan tidak bermakna lagi. Komunikasi bukan sekadar percakapan santai yang dilakukan untuk bertegur sapa atau menanyakan kesibukan satu sama lain. Kita cenderung melupakan pentingnya berbicara, berbagi, dan komunikasi verbal secara umum dengan pasangan karena kesibukan dan rutinitas yang melelahkan. Meskipun semua hubungan memiliki pasang surutnya sendiri, dapat berbicara dengan pasangan berarti kita dapat berbagi kekhawatiran, menunjukkan dukungan satu sama lain, dan bekerja sama untuk menangani konflik dengan lebih efektif. Segalanya ini penting untuk dikomunikasikan bersama pasangan agar tetap harmonis dan intens.
“Talking about everything means sharing details from your day, expressing your thoughts, talking about something that bothers you, or something that brings you joy. Everything.” – Callisto Adams
Komunikasi yang dapat dilakukan adalah komunikasi interpersonal, yaitu komunikasi yang efektif, yang mempunyai ciri saling terbuka, empati, saling mendukung, sikap positif dan kesetaraan (Devito, 2011). Komunikasi interpersonal dalam pernikahan dapat dikatakan sukses jika masing-masing pasangan mendapatkan banyak informasi tentang pasangannya selama berkomunikasi, misalnya mengetahui keinginan pasangan, perasaaan, maupun hal-hal yang sedang dipikirkan oleh pasangan secara positif. Komunikasi interpersonal dapat dikatakan gagal jika informasi yang didapatkan pasangan selama berkomunikasi tidak berkembang atau dangkal. Namun, perlu dipahami pula bahwa komunikasi dalam pernikahan tidak terjadi begitu saja, namun perlu dipupuk dan dijaga agar hubungan bersama pasangan semakin baik.
Menurut Gunarsa, keberhasilan komunikasi interpersonal bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut (Marheni, 2019).
- Kepercayaan, rasa percaya dan dipercaya dapat membuat individu merasa nyaman untuk menampilkan diri yang sesungguhnya di depan pasangan. Semakin besar rasa percaya tersebut, semakin mudah seseorang untuk terbuka dengan pasangannya.
- Perilaku suportif, pasangan mampu menyampaikan pikiran dan perasaan sebagai bentuk penghormatan dan penghargaan bagi pasangannya. Pasangan yang suportif dapat bersama-sama mencari solusi bila ada permasalahan dalam hubungan. Perilaku suportif juga dapat dilihat melalui spontanitas pasangan dalam bersikap tanpa ada niat tertentu, yaitu ikut bahagia bila pasangannya berhasil ataupun sebaliknya.
- Empati, seseorang dapat memahami dan peka terhadap apa yang sedang dialami oleh pasangannya.
- Persamaan, pasangan tidak meributkan atau mempermasalahkan perbedaan yang dimiliki masing-masing. Namun, couples dapat lebih berfokus pada sikap saling menghormati dan menghargai pendapat, sikap, perilaku, dan keyakinan yang berbeda dengan membuat sebuah kesepakatan yang saling melengkapi.
Komunikasi yang terjalin dalam hubungan juga dilengkapi dengan keberanian couples untuk mengekspresikan ketakutan dan masa-masa sulit satu sama lain. Saat menghadapi suatu masalah, beberapa orang memilih berpaling menutup diri dari pasangan dan melampiaskan gejolak emosi tanpa ada penjelasan. Mulai saat ini, kita dapat memilih untuk mengomunikasikan kesulitan tersebut bersama pasangan. Cinta dalam hubungan akan meningkat bila couples dapat belajar untuk mengekspresikan kebutuhan emosional dengan pasangan agar mereka juga dapat memahami dan mendukung di masa sulit tersebut.
Couples, komunikasi bukan hanya tentang berbicara, melainkan juga seni mendengarkan yang sama pentingnya dalam membangun hubungan. Mendengarkan adalah salah satu keterampilan komunikasi yang paling penting. Ketika kita mendengarkan pasangan kita, hal ini menunjukkan bahwa kita peduli dengan mereka. Ketika mendengarkan, kita juga mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang perspektif pasangan. Menciptakan ruang yang nyaman dan aman bagi pasangan untuk berbicara dengan memberikan perhatian penuh ketika pasangan berbicara, mendengarkan untuk memahami, dan memvalidasi pikiran juga perasaan pasangannya. Seseorang yang merasa suara dan perasaannya didengarkan akan merasakan bentuk cinta dari pasangannya. Maka, setiap dari kita harus dapat berkomitmen untuk bersedia mendengarkan dan berbagi perasaan secara terbuka, begitupun sebaliknya.
Komunikasi merupakan hal yang sangat penting dalam hubungan apa pun. Tidak ada kata terlambat untuk membangun dan meningkatkan fondasi hubungan bersama pasangan. Meningkatkan dan memperbaiki komunikasi dalam hubungan akan selalu menghasilkan penguatan bagi hubungan bersama pasangan. Couples, jangan lupa untuk menggunakan komunikasi yang baik untuk mengomunikasikan penghargaan, cinta, dan rasa hormat satu sama lain.
“A long-lasting and fulfilling relationship is built on a solid foundation of communication.” – Maddie Hundley
Focus on the Family Indonesia mendukung para couples melalui layanan konseling pasangan dan program Journey to Us. Kami berkomitmen untuk membantu couples memelihara hubungan pernikahan yang harmonis bersama pasangan Anda, dalam mengelola emosi, mengatasi konflik, dan membangun komunikasi yang efektif dengan pasangan. Couples dapat menjangkau kami melalui direct message Instagram kami @focusonthefamilyindonesia atau WhatsApp pada nomor +6282110104006.
Referensi:
Devito, J. A. (2011). Komunikasi antar manusia edisi kelima. Jakarta: Karisma Publishing Group.
Marheni, A. I. (2019). Komunikasi interpersonal dalam pernikahan. Marheni | Solution : Journal of Counseling and Personal Development. https://e-journal.usd.ac.id/index.php/solution/article/view/2261
Tan, S. (2023, September 4). What happens when we truly listen to our spouse. Focus on the Family Singapore – Helping Families Thrive. https://family.org.sg/articles/what-happens-when-we-truly-listen-to-our-spouse/